Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang masih menganggap sakit gigi sebagai masalah kecil yang dapat diatasi dengan obat pereda nyeri. Padahal, sakit gigi yang dibiarkan tanpa penanganan medis berpotensi menimbulkan risiko serius.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, menegaskan, meskipun sakit gigi bukan penyebab langsung kematian, komplikasi yang ditimbulkannya tetap berbahaya.
Nadia menjelaskan bahwa sakit gigi dapat menjadi pintu masuk bagi kuman-kuman ke dalam tubuh. Di bawah gigi terdapat banyak pembuluh darah, sehingga jika ada gigi berlubang atau infeksi yang mengandung bakteri dan virus, kuman tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam pembuluh darah.
Infeksi di mulut kemudian dapat menyebar ke organ vital tubuh melalui peredaran darah. "Membuka jalan bagi penyakit berat meskipun tidak langsung mematikan," katanya.
Kondisi gigi tidak bisa diabaikan karena memiliki keterkaitan dengan kesehatan organ lain. Aliran darah yang berputar ke seluruh tubuh dapat membawa bakteri atau virus dari mulut ke organ-organ dalam, termasuk jantung.
Tantangan dan Kebiasaan Masyarakat dalam Perawatan Gigi
Banyak kasus infeksi jantung disebabkan oleh infeksi pada mulut atau gigi yang menyebabkan bakteri mencapai jantung. Nadia mencontohkan bahwa infeksi gigi pada ibu hamil dapat berpotensi menyebabkan penyakit jantung bawaan pada anak.
Meskipun risiko sakit gigi berbahaya, banyak masyarakat masih mengabaikan perawatan. Hal ini sering terjadi karena masyarakat menganut prinsip 'kalau tidak sakit, tidak berobat'.
Rasa sakit gigi biasanya baru terasa saat infeksi atau peradangan terjadi. "Kebiasaan menunda pengobatan ini memperparah kondisi gigi dan membuat banyak orang baru mendatangi puskesmas atau dokter gigi ketika gigi sudah tidak bisa diselamatkan," tambahnya.
Pengobatan Tradisional: Solusi Sementara, Bukan Permanen
Beberapa masyarakat memilih mengandalkan pengobatan tradisional ketika sakit gigi menyerang. Ketua Umum PB PDGI, Usman Sumantri, menyatakan bahwa di masyarakat masih ada yang menggunakan berbagai macam pengobatan tradisional seperti air garam, mengunyah bunga cengkeh, atau menggunakan bawang putih.
Meskipun cara-cara ini dapat mengurangi rasa sakit, mereka bukan solusi permanen dan infeksi gigi tetap harus ditangani dengan perawatan medis.
Pencegahan adalah Kunci
Pencegahan penyakit gigi dapat dilakukan dengan menyikat gigi secara benar, mengurangi konsumsi gula, serta melakukan pemeriksaan rutin.
Langkah-langkah ini merupakan cara terbaik untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah penyebaran infeksi ke organ vital lainnya, termasuk jantung. Nadia menekankan pentingnya menjaga kesehatan gigi untuk mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.