Liputan6.com, Jakarta - Pemilik platform X, Elon Musk, kembali membuat geger di media sosial setelah secara terbuka menekan CEO Microsoft, Satya Nadella.
Hal ini terkait komentar yang diunggah oleh sejumlah karyawan perusahaan game Blizzard (di bawah payung Microsoft) mengenai mendiang aktivis sayap kanan, Charlie Kirk.
Mengutip The Verge, Minggu (14/9/2025), kejadian ini bermula ketika Musk menanggapi sebuah utas di X (dulunya Twitter) yang berisi daftar nama dan tangkapan layar dari para pengembang Blizzard.
Dalam cuitannya, Musk langsung menandai Satya Nadella dan mempertanyakan sikap para karyawan tersebut. “Apa yang terjadi di sini, @satyanadella?” tulis Musk.
Tak berhenti di situ, Musk juga menambahkan unggahan lain dengan menegaskan, “Mereka ini adalah karyawan Microsoft.”
Aksinya sontak menarik perhatian publik dan membuat Microsoft ikut terseret dalam sorotan, hingga akhirnya memicu respons resmi dari perusahaan.
Asal Mula Cuitan Viral
Utas yang menjadi sumber masalah ini awalnya diperbesar gaungnya oleh Mark Kern, mantan pengembang Blizzard yang kini aktif di X dengan nama "Grummz". Sebelumnya, ia juga sering kali membicarakan isu-isu sayap kanan.
Kern mengutip utas asli berisi tangkapan layar para karyawan Blizzard, lalu mengklaim percakapan tersebut menunjukkan mereka sedang "menjelek-jelekkan" Charlie Kirk.
Elon Musk kemudian ikut masuk dengan mengutip unggahan Kern itu. Dalam cuitannya, ia langsung menandai Satya Nadella dan melontarkan pertanyaan terbuka mengenai sikap karyawan Blizzard.
Tindakan Musk ini seolah sebagai upaya menuntut dan meminta pertanggungjawaban dari pimpinan tertinggi Microsoft atas perilaku karyawannya yang berada di bawah naungan Activision Blizzard, salah satu anak perusahaan Microsoft.
Respons Resmi dari Microsoft
Menanggapi kehebohan yang dipicu oleh cuitan Elon Musk, Microsoft akhirnya buka suara lewat pernyataan resmi di akun utama @Microsoft di platform X.
Meskipun tidak secara langsung membalas cuitan Musk, perusahaan menyatakan bahwa mereka menyadari adanya pandangan yang diungkapkan oleh sebagian kecil karyawannya.
“Masalah seperti ini kami tangani dengan sangat serius dan sedang ditinjau satu per satu. Komentar yang merayakan kekerasan terhadap siapa pun jelas tidak bisa diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan,” tulis Microsoft.
Namun, laporan dari The Verge mencatat bahwa tangkapan layar yang beredar dalam utas itu sebenarnya tidak menunjukkan adanya perayaan atas penembakan Charlie Kirk.
Sampai saat ini, CEO Microsoft Satya Nadella sendiri belum memberikan komentar langsung terkait kontroversi ini.
Bagian dari Upaya Sensor Lebih Luas
Tindakan Elon Musk ini dipandang sebagai bagian dari gerakan yang lebih besar dari kalangan politisi Partai Republik di Amerika Serikat untuk menindak tegas individu yang merayakan atau mengkritik kematian Charlie Kirk.
Sebelumnya, anggota Kongres dari Partai Republik, Clay Higgins, menyatakan akan menggunakan “otoritas kongres dan setiap pengaruhnya terhadap platform teknologi besar untuk mewajibkan larangan seumur hidup bagi setiap unggahan atau komentator yang meremehkan pembunuhan Charlie Kirk.”
Pernyataan ini memperlihatkan adanya tekanan politik yang cukup kuat untuk menyensor pandangan tertentu di media sosial.
Dalam konteks ini, langkah Musk terlihat sejalan dengan upaya tersebut dengan ikut menyoroti dan menekan pihak lain agar menindak komentar yang dinilai tidak pantas.