Grey Art Gallery Bandung bekerja sama dengan Holy Zpace mempersembahkan tiga pameran yang diselenggarakan dalam satu waktu, dengan tema besar yakni Reimmaginare Renaissance. Ketiga pameran ini membagi area Grey Art Gallery menjadi ruang-ruang yang membawa pengunjung pada perjalanan menghidupkan kembali esensi keindahan Renaissance dalam konteks kontemporer.
Keindahan telah menjadi tema abadi yang terus bergaung sepanjang sejarah seni rupa. Salah satu puncak perayaan keindahan ini terjadi pada periode Renaissance, ketika konsep keindahan dieksplorasi, didefinisikan ulang, dan dirayakan melalui berbagai citraan.
Renaissance, yang berarti kelahiran kembali, menandai kebangkitan seni, ilmu pengetahuan, dan filosofi yang mengubah wajah Eropa dari abad pertengahan menuju era modern.
Baca juga : Pameran Hajj, Umrah, dan Halal Tour Digelar Kembali
Tiga pameran di Grey Art Gallery ini adalah, pertama, pameran tunggal Toni Antonius dengan tajuk Reimagining the Past: Contemporary Reflection on Grandeur, yang dikuratori oleh Yogie A. Ginanjar, menempati ruang utama Grey Art Gallery.
Kedua, pameran berjudul The Grandeur of Classicism, dikuratori oleh Wildan F. Akbar, menghadirkan karya dari seniman-seniman undangan antara lain, Aryo Saloko, Bambang Sudarto, Bill Mohdor, Didit Sudianto, Rendra Santana. Revaleka, Tommy Putra, Ufa Faizah, Valasara dan Yogie A. Ginanjar.
Terakhir, program open call bertajuk Decorus Contra Mundum, dikuratori oleh Angga A. Atmadilaga, menampilkan 19 seniman dengan jumlah karya mencapai 31 karya.
Baca juga : Pameran E-Commerce China-Indonesia di Kemayoran Resmi Dibuka
"Pameran ini mengajak kita untuk merenungkan dan merayakan keindahan yang diilhami oleh era Renaissance. Melalui eksplorasi estetika, filsafat, dan spiritualitas yang mendalam, pameran ini mengangkat keindahan sebagai manifestasi dari pengetahuan, kebijaksanaan dan keagungan Ilahi," ungkap Ari mewakili Management Grey Art Gallery Sabtu
(21/9).
Menurut Ari, keindahan dalam seni Renaissance tidak hanya sekedar visual. Ia adalah refleksi dari proporsi, harmoni dan keseimbangan yang
sempurna. Seniman-seniman pada masa itu, menerapkan prinsip-prinsip matematika dalam menciptakan karya yang mengedepankan komposisi yang
ideal, proporsi tubuh manusia yang sempurna, serta penggunaan cahaya dan bayangan untuk menciptakan ilusi kedalaman yang realistis.
Namun, yang membuat keindahan Renaissance begitu mengesankan adalah kemampuannya untuk melampaui estetika fisik. Ada kedalaman spiritual dan filosofis dalam setiap karya, di mana simbolisme dan alegori digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang moralitas, keagungan ilahi, dan kondisi manusia.
Baca juga : Pameran Seni Merdeka: Gelora Kebebasan Digelar di Sheraton Mustika Yogyakarta
"Konsep Reimmaginare Renaissance sendiri adalah sebuah upaya untuk
menghidupkan kembali, atau bahkan mendefinisikan ulang, nilai-nilai
estetika dan filosofis yang ada dalam periode Renaissance dalam konteks
seni kontemporer," tutur Ari.
Reimmaginare Renaissance lanjut Ari, tidak sekedar mengulang atau
mereplikasi karya dari masa lalu, tetapi berupaya untuk melihat
bagaimana esensi dari keindahan Renaissance dapat diwujudkan dalam
perkembangan dunia seni yang terus berubah.
Dalam pengertian ini, Reimmaginare Renaissance, menggabungkan pencapaian artistik dari masa lalu dengan wawasan dan interpretasi kontemporer. Menciptakan karya-karya yang bukan hanya penghormatan kepada tradisi, tetapi juga perkembangan yang relevan dengan zaman sekarang.
Baca juga : 8 Negara Ramaikan Pameran Kota Cerdas
"Pameran ini bertujuan untuk menggugah kesadaran kita akan pentingnya
keindahan yang tidak hanya tampak di permukaan, tetapi juga menembus
hingga ke esensi terdalamnya. Dengan menggabungkan warisan klasik dan
pendekatan kontemporer, kami berharap dapat menciptakan dialog yang
dinamis antara masa lalu dan masa kini," jelas Ari.
Ari menambahkan, ketiga pameran ini dihadirkan sebagai sanjungan kepada
keindahan dalam segala bentuk dan maknanya. Melalui karya-karya yang
terinspirasi oleh Renaissance. Pihaknya berharap dapat menciptakan
pengalaman yang menginspirasi dan menggugah dalam merayakan warisan
keindahan yang abadi, menghidupkan kembali esensi keindahan Renaissance
dalam dunia yang terus berkembang ini. (N-2)