KELOMPOK pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas, mengatakan pihaknya telah memulai proses konsultasi. Tujuannya untuk memilih pemimpin baru menyusul pembunuhan kepala politiknya Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran, oleh Israel yang didukung Amerika Serikat pada Rabu (31/7).
Dilansir dari Aljazeera, Minggu (4/8), Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Haniyeh terbunuh oleh proyektil jarak pendek” yang ditembakkan dari luar kediamannya. Teheran kembali berjanji akan memberikan respons keras atas pembunuhannya.
Sementara itu, pasukan Israel mengebom sekolah lain yang menjadi tempat penampungan warga Palestina yang mengungsi di lingkungan Sheikh Radwan, Kota Gaza, menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai 60 lainnya. Sebagian besar korban adalah anak-anak.
Baca juga : Ismail Haniyeh Disebut Tewas akibat Bom yang Disimpan Lama
Setidaknya 39.550 orang tewas dan 91.280 orang terluka dalam agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu. Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas dengan 200 lainnya ditawan.
Para negosiator Israel kembali tanpa ada terobosan dalam perundingan gencatan senjata sementara para pengunjuk rasa di Tel Aviv dan Yerusalem menuntut kesepakatan gencatan senjata dan pemilihan umum. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan ia menyabotase perundingan gencatan senjata.
Para pengunjuk rasa berunjuk rasa di kota-kota di seluruh dunia, termasuk Jakarta, London dan Rawalpindi, dalam solidaritas dengan warga Palestina termasuk mereka yang dipenjara oleh Israel, menuntut diakhirinya perang di Gaza. (I-2)