Jaga Kesehatan Gigi, Langkah Kecil untuk Lindungi Janin dari Risiko Infeksi

Liputan6.com, Jakarta Sakit gigi yang selama ini masih dianggap sepele ternyata bisa membawa risiko besar, terutama bagi ibu hamil. Infeksi gigi saat kehamilan bukan hanya menimbulkan rasa nyeri tetapi juga dapat berpengaruh langsung terhadap janin. 

Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa gigi yang berlubang atau infeksi berpotensi menjadi pintu masuk bakteri dan virus ke dalam aliran darah.

“Banyak sekali pembuluh darah di bawah gigi. Kalau ada gigi kita berlubang ataupun kemudian ada infeksi itu kan banyak mengandung bakteri, virus yang kemudian dengan mudah dia akan masuk ke dalam pembuluh darah kita,”  jelang Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional 2025 pada Kamis, 11 September 2025.

Bakteri atau virus yang masuk tersebut kemudian akan beredar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, mereka bisa masuk ke dalam organ-organ vital dan menyebabkan infeksi.

Kondisi ini berbahaya, terutama bagi ibu hamil karena aliran darah yang 'tercemar' bisa berdampak pada janin. Kondisi  ini bisa berisiko bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan.

Sayangnya, kesadaran menjaga kesehatan gigi masih rendah. Dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dilakukan oleh Kemenkes, menunjukkan sebanyak 57 persen penduduk Indonesia usia di atas 3 tahun mengalami masalah gigi dan mulut, namun hanya 11,2 persen yang mencari pengobatan . 

Fakta ini memperlihatkan betapa pentingnya memasukkan pemeriksaan gigi sebagai bagian dari kontrol rutin.

Lebih jauh, Nadia mengungkapkan bagaimana hubungan langsung antara kesehatan gigi ibu hamil dengan potensi kelainan penyakit jantung bawaan pada bayi.

“Biasanya kan anak-anak yang baru lahir kan tidak mungkin terpapar pada bakteri atau virus. Nah dia terpapar adalah pada saat dia di dalam kandungan ibunya, nah mungkin pada saat ibunya mengandung atau kehamilannya ini gigi ibunya mungkin ada yang infeksi. Ini yang bisa menyebabkan potensi tersebut,” katanya .

Pernyataan tersebut berarti, penyakit jantung bawaan tidak selalu dipicu faktor genetik sebagaimana yang banyak diketahui. Infeksi gigi pada ibu bisa menjadi pintu masuk penyakit ke dalam janin. 

Menurut data CKG dari Kemenkes ditunjukkan bahwa pada usia di atas 25 tahun, kasus masalah gigi meningkat tajam, terdapat sebanyak 43,3 persen orang dewasa mengalami masalah gigi karies. 

Fakta ini mengkhawatirkan karena mayoritas perempuan hamil berada di kelompok usia produktif tersebut.

Meski risikonya nyata, kepedulian masyarakat terhadap kesehatan gigi masih sangat rendah. Banyak yang hanya mencari pertolongan ketika nyeri sudah parah, bahkan sebagian besar lebih memilih cara tradisional untuk meredakan sakit.

“Kalau sakit gigi kan biasanya saat dia infeksi itu atau meradang itu sakitnya yang baru terasa ya. Tapi kalau proses meradangnya sudah selesai biasanya juga ditambah dengan minum-minuman anti nyeri dan sebagainya itu sudah tidak merasa sakit lagi. Dan itu biasanya orang kita itu kalau kita tidak sakit kita tidak berobat,” ujar Nadia .

Menyikat gigi merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Namun, menurut data dari Kemenkes pada 2023, meskipun 94,7 persen masyarakat Indonesia mengaku rutin menyikat gigi, hanya sekitar 6 persen yang melakukannya dengan benar. 

Selain itu, hanya sebanyak 10,6 persen yang benar-benar mendapat akses perawatan gigi. Selain karena ketidakpedulian masyarakat, ini juga karena kurangnya layanan kesehatan, masih ada sekitar 26 persen puskesmas yang tidak memiliki dokter gigi.

Tentu fakta bahwa sakit gigi bisa menyebabkan berbagai masalah bagi kesehatan, ditambah data lapangan yang menunjukkan hanya sebagian kecil masyarakat yang peduli dengan kesehatan gigi sangat mengkhawatirkan. 

Untuk mencegah masalah kesehatan gigi pada masyarakat, langkah preventif seperti cek kesehatan gigi gratis, edukasi sikat gigi sejak dini, dan pemberian fluoride topikal sudah mulai dijalankan di berbagai daerah.

“Kenapa kemudian kita mendorong adanya PKG atau pemeriksaan kesehatan gratis adalah bagaimana membuat masyarakat kita sebelum sakit, yuk tahu dulu kondisi kesehatan kita,” tutur Nadia .

Selain itu, data Kemenkes menunjukkan prevalensi masalah gigi makin tinggi pada kelompok usia lanjut, bahkan mencapai 61 persen. Fakta ini mengingatkan bahwa perawatan gigi harus dijaga sepanjang hidup.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PDGI, Usman Sumantri, juga menegaskan pentingnya pencegahan.

“Kurangi konsumsi gula yang berlebihan, pemeriksaan gigi minimal 6 bulan sekali, dengan waktu yang tepat, sikat gigi yang benar,” ujarnya.