Jarang disadari, ini sebab dan faktor risiko kulit kaki pecah-pecah

Jakarta (ANTARA) - Kaki pecah-pecah pada tumit atau telapak kaki, sering dianggap sebagai masalah sepele. Padahal kondisi ini bisa muncul bukan hanya karena kulit kering atau kurang perawatan.

Ada sejumlah penyebab lain yang kerap luput dari perhatian, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga faktor kesehatan tertentu. Tanpa disadari, hal-hal kecil yang tampak sepele justru bisa memperparah kondisi kulit di area tumit dan telapak kaki.

Untuk itu, penting memahami apa saja pemicu kaki pecah-pecah dan gejalanya agar Anda bisa mencegah-nya lebih awal dan menjaga kesehatan kulit secara menyeluruh.

Berikut penyebab dan faktor risiko telapak dan tumit kaki pecah-pecah, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Penyebab kaki pecah-pecah

Salah satu pemicu utama kulit kaki pecah-pecah adalah kondisi kulit yang terlalu kering. Ketika kulit kehilangan kelembapan lebih cepat dari biasanya, permukaannya akan mengeras, tampak retak, dan mudah mengelupas.

Masalah ini dapat dipicu oleh berbagai hal, misalnya penggunaan sabun yang terlalu keras sehingga menghilangkan minyak alami kulit, hingga paparan panas dalam waktu lama yang membuat kulit semakin dehidrasi.

1. Sabun dengan kandungan kimia yang kuat

Beberapa jenis sabun atau produk perawatan tertentu memiliki bahan aktif yang dapat mengikis minyak alami pada kulit. Padahal, minyak tersebut penting untuk menjaga kelembapan. Jika produksinya menurun, kulit kaki bisa menjadi kasar, kering, lalu muncul retakan.

2. Berdiri atau berjalan terlalu lama

Aktivitas yang memberi tekanan berlebihan pada kaki, seperti berdiri atau berjalan dalam durasi panjang, juga dapat memicu pecah-pecah. Gesekan berulang antara kaki dan alas sepatu dapat memperparah kondisi ini, terutama jika dilakukan setiap hari.

3. Pemakaian sepatu yang ukurannya tidak pas

Sepatu yang terlalu sempit dapat menekan kaki, sementara sepatu yang terlalu longgar membuat kulit bergesekan terus-menerus dengan bagian dalam sepatu. Kedua kondisi ini sama-sama berpotensi memicu kulit tumit merekah, apalagi jika tidak memakai kaus kaki sebagai pelindung.

4. Mandi air panas terlalu sering

Meski terasa menenangkan, mandi dengan air panas dalam waktu lama bisa menghilangkan kelembapan alami pada kulit. Jika dilakukan terus-menerus, kulit kaki akan semakin kering dan akhirnya pecah-pecah.

5. Perubahan cuaca

Kulit juga bisa bereaksi terhadap perubahan suhu dan kelembapan udara. Saat kelembapan menurun biasanya pada cuaca dingin kulit cenderung cepat mengering. Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa memicu pecah-pecah di area tumit maupun telapak kaki.

6. Penuaan

Penuaan juga menjadi salah satu penyebab yang tak dapat dihindari. Seiring bertambahnya usia, kemampuan kulit untuk mempertahankan kelembapan dan memproduksi minyak alami akan menurun. Kondisi ini membuat kulit kaki lebih mudah mengeras, kering, dan akhirnya mengalami retakan.

Faktor risiko

Kulit pecah-pecah sebenarnya bisa dialami siapa saja. Namun, beberapa kondisi tertentu dapat membuat seseorang lebih mudah mengalami masalah ini.

• Mengalami sindrom Sjogren, yaitu gangguan autoimun yang membuat kelenjar keringat serta kelenjar penghasil kelembapan bekerja tidak optimal, sehingga kulit lebih mudah kering.

• Sering memakai sepatu jenis mules atau sandal selop yang membiarkan bagian tumit terbuka.

• Kelebihan berat badan, karena tekanan pada bantalan lemak di bawah tumit meningkat dan memicu timbulnya retakan.

Dengan memahami berbagai penyebab dan faktor risiko tersebut, Anda dapat lebih waspada dalam merawat kesehatan kulit kaki. Kebiasaan sederhana seperti memilih sabun yang tepat, memakai alas kaki yang sesuai, serta menjaga kelembapan kulit ternyata memiliki peran penting untuk mencegah tumit pecah-pecah.

Langkah pencegahan yang dilakukan sejak dini tidak hanya membuat kaki terasa lebih nyaman, tetapi juga membantu menjaga penampilan dan kesehatan kulit secara menyeluruh. Jika kondisi tidak kunjung membaik, jangan ragu berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

Baca juga: Kaki pecah-pecah: Diagnosis, kapan harus ke dokter, dan pengobatannya

Baca juga: Merawat kaki: tips cegah kulit telapak dan tumit pecah-pecah

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.