Jakarta -
Anna Sebastian Perayil, akuntan muda di Erns & Young (EY) meninggal dunia diduga akibat kelelahan bekerja. Ini mulai terungkap setelah ibunya, Anita Augustine, menulis catatan terkait beban putrinya itu.
Augustine mengungkapkan putrinya mulai bergabung di EY Pune pada Maret 2024. Namun, baru empat bulan bergabung, pekerjaan itu mulai membebani kesehatan fisik, mental, dan emosionalnya.
"Ia mulai mengalami kecemasan, kurang tidur, dan stres setelah bergabung. Tetapi, ia terus berusaha keras, percaya bahwa kerja keras dan ketekunan adalah jalan menuju kesuksesan," kata ibunya yang dikutip dari News18.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatanya, ia menyebut banyak karyawan di tempat Anna bekerja mulai mengundurkan diri karena beban kerja yang berlebihan. Namun, bos Anna menyuruhnya untuk tetap bertahan dan mengubah pendapat semua orang tentang tim.
Di akhir pekan, pegawai berusia 26 tahun dari Kerala, India, itu tetap bekerja karena manajernya yang menjadwalkan ulang rapat. Menurut Augustine, itu yang semakin menambah beban stres putrinya.
"Di sebuah pesta kantor, seorang pemimpin senior bahkan bercanda bahwa ia akan mengalami kesulitan bekerja di bawah manajernya, yang sayangnya, menjadi kenyataan yang tidak dapat dihindari," tambah Augustine.
Augustine mengatakan putrinya itu bisa bekerja sampai larut malam, bahkan saat akhir pekan. Selama itu, Anna selalu menceritakan tentang beban kerja yang sangat berat, terutama tugas yang diberikan secara lisan, di luar pekerjaan utamanya.
Ia selalu meminta Anna untuk tidak mengambil tugas-tugas tersebut, tetapi para manajernya tidak kenal lelah. Anna mengerjakan semuanya tanpa ada kesempatan untuk beristirahat.
Di satu waktu, Anna diberikan tugas di malam hari yang harus selesai keesokan harinya. Semakin lama, kondisi Anna makin memburuk.
"Anna akan kembali ke kamarnya dalam keadaan sangat lelah, terkadang langsung tergeletak di tempat tidur tanpa mengganti pakaiannya. Ia bahkan dibombardir dengan pesan-pesan yang meminta laporan lebih lanjut," tutur Augustine.
"Ia bukanlah orang yang mudah menyerah. Kami sudah menyuruhnya berhenti, tetapi ia ingin belajar dan mendapatkan pengalaman baru. Namun, tekanan luar biasa itu terbukti terlalu berat untuknya," pungkasnya.
(sao/naf)