Mengenal Alaska, Wilayah 'Harta Karun' yang Dijual Rusia ke AS

17 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu di Alaska Jumat (15/8/2025) waktu Alaska. Pertemuan ini akan membahas isu-isu terkini dalam geopolitik dunia.

Pertemuan ini memunculkan kembali ingatan akan sejarah Alaska, yang dahulu merupakan wilayah milik Rusia sebelum dibeli oleh AS pada abad ke-19. Sebelum menjadi bagian Amerika Serikat seperti sekarang, Alaska berada di bawah kekuasaan Rusia.

Mengutip situs Britannica, sejak awal 1700-an, Rusia memanfaatkan Alaska sebagai pusat perdagangan. Komoditas utamanya adalah bulu berang-berang laut yang laku keras di pasar AS, Eropa, dan berbagai negara Asia.

Namun, memasuki abad ke-19, para pedagang bulu dari Inggris dan AS menjadi pesaing utama Rusia. Sampai akhirnya, persaingan ini berakhir pada 1824, ketika Rusia menandatangani perjanjian terpisah dengan AS dan Inggris.

Beberapa dekade berikutnya, Rusia memutuskan menjual Alaska kepada AS pada 1867. Penyebabnya Rusia memandang Alaska tak lagi menguntungkan sebab populasi berang-berang laut yang hampir punah. Apalagi, Rusia juga mengalami tekanan politik usai Perang Krimea (1853-1856).

Ketika Rusia berniat menjual Alaska, kabar ini disambut oleh AS yang mengutus Menteri Luar Negeri William Seward. Singkat cerita, Seward berhasil mencapai kesepakatan dengan pihak Rusia. Setelah melalui perdebatan panjang, Kongres AS menyetujui tawaran resmi sebesar US$7,2 juta.

Jika disesuaikan dengan inflasi, jumlah tersebut setara lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun saat ini. Ini tentu saja sangat murah untuk wilayah yang kini menjadi negara bagian terbesar di AS.

Akhirnya, pada 18 Oktober 1867, bendera AS dikibarkan untuk pertama kalinya di Sitka. Wilayah ini, kala itu menjadi ibu kota Alaska.

Tak lama setelah dilakukan pembelian, publik mengecam Seward. AS dinilai menghambur-hamburkan uang untuk membeli wilayah yang tak menguntungkan. Atas dasar inilah, Seward dicap bodoh oleh para kritikus. 

Namun, pandangan itu berubah pada akhir abad ke-19. AS menemukan cadangan emas, minyak, dan gas alam yang memberikan keuntungan besar bagi AS.

Pada titik inilah, langkah Seward terbukti tepat. Pada 1959, Alaska resmi bergabung sebagai negara bagian ke-49 AS.


(mfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Rusia Tolak Proposal AS untuk Akhiri Perang Ukraina, Trump Ngamuk?

Read Entire Article