Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat suara perihal kabar terbatasnya kondisi pasokan gas, khususnya untuk industri di kawasan Jawa Barat.
Hal itu disinyalir karena adanya kebakaran di stasiun pengumpul gas di Subang yang dikelola PT Pertamina EP Subang Field.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terkait kondisi pasokan gas.
Menurutnya, ini terjadi karena adanya insiden kebakaran di Gas Line CO2 Removal stasiun pengumpul yang terletak di Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
"Kita dari ESDM itu sudah melakukan pembahasan dengan perusahaan K3S dan juga dengan SKK Migas. Kemarin itu kan ada persoalan insiden yang di Subang," ungkap Yuliot saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Atas insiden tersebut, produksi gas dari Pertamina mengalami penurunan produksi, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan industri.
"Itu kan mengurangi tingkat produksi sekitar 16 MMBTU. Jadi dengan kondisi seperti itu, kita harus mengembalikan tingkat produksi," katanya.
Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan Pertamina agar produksi gas di stasiun pengumpul PT Pertamina EP Subang Field bisa kembali seperti semula agar kebutuhan gas industri dapat terpenuhi.
Seperti diketahui, pada Selasa, 5 Agustus 2025, sekitar pukul 04.30 WIB telah terjadi insiden kebakaran di gas line CO2 removal yang terjadi di Stasiun Pengumpul Subang, Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa Barat
Pertamina EP memastikan situasi di lokasi tetap aman dan terkendali. Pertamina EP telah membentuk tim investigasi untuk mengetahui penyebab terjadinya peristiwa ini.
Manager Communication Relations & CID Pertamina EP Pinto Budi Bowo Laksono mengatakan, pasokan gas dari Pertamina EP Subang Field ke Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk Jaringan Gas Subang telah berhasil disalurkan kembali pada pukul 16.30 WIB Selasa sore, dengan besaran volume sekitar 100 Million British Thermal Units per Day (MMBTUD).
Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan investigasi atas insiden tersebut. Tim investigasi pun telah dibentuk.
"Ini stasiun pengumpul hasil produksi minyak dan gas. Saat ini tim investigasi sedang melakukan pengecekan untuk mengetahui penyebab terjadinya peristiwa ini," ujar Pinto kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/8/2025).
Pertamina EP juga memastikan penanganan lanjut terhadap pekerja yang mengalami cedera dan dalam keadaan sadar penuh pada saat kejadian, telah mendapatkan penanganan medis dengan baik. Pekerja tersebut mendapat perawatan secara intensif di fasilitas Burn Unit Rumah Sakit Pertamina.
"Situasi di lokasi kejadian berlangsung kondusif, setelah dilakukan isolasi energi dan shut down fasilitas. Proses pemeriksaan penyebab kejadian terus berjalan untuk memastikan peristiwa ini tidak terjadi lagi di masa depan," tambahnya.
Koordinasi terkait langkah-langkah mitigasi dengan SKK Migas, instansi pemerintah, dan pihak-pihak terkait lainnya terus dilakukan oleh Pertamina EP guna memenuhi komitmen pasokan gas melalui penyesuaian pola-pola operasi dan distribusi.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kontrak Gas ke PGN dari Natuna 122,77 TBTU Disetop, Ini Pemasoknya