INFO NASIONAL – Pemanfaatan energi terbarukan melalui Program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina membawa dampak signifikan bagi petani di Karawang, khususnya dalam budidaya jamur merang yang menjadi salah satu komoditas unggulan daerah.
Karawang, yang pada 2021 tercatat sebagai salah satu kabupaten dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di Jawa Barat, kini mulai menunjukkan perbaikan melalui pengembangan sektor agroindustri. Namun, tantangan besar masih dihadapi petani jamur merang, terutama tingginya biaya operasional.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Permintaan jamur memang meningkat, tetapi biaya listrik untuk operasional masih memberatkan. Karena itu, kami sangat terbantu dengan adanya program Desa Energi Berdikari Pertamina,” ujar Ikin, Ketua Kelompok Tani Tirta Makmur Dusun Tanjung Jata, Desa Muara, Cilamaya Wetan, Karawang.
Sejak dikenalkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada September 2024, kelompok tani mulai memanfaatkannya untuk pompa air, penetasan telur ayam, hingga penerangan. Pada Juli 2025, kapasitas PLTS ditingkatkan dari 2,2 kWp menjadi 6,6 kWp dengan kapasitas baterai mencapai 15 kWh.
Hasilnya, biaya operasional turun signifikan dengan penghematan listrik sebesar Rp13,9 juta per tahun. Selain itu, lebih dari 1.200 warga desa ikut merasakan manfaat, dengan kontribusi pada penurunan emisi hingga 8,58 tonCO2eq per tahun.
“Kami sangat bersyukur mendapatkan dukungan ini. Selain lebih hemat, energi surya juga mendukung usaha lain seperti budidaya jambu kristal, mangga, cabai rawit, hingga ternak ayam kampung dan produksi kompos organik,” tambah Ikin.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa DEB merupakan komitmen Pertamina dalam menyediakan energi bersih sekaligus mendorong kemandirian ekonomi masyarakat desa.
“Hingga kini terdapat 176 Program Desa Energi Berdikari di seluruh Indonesia, 70 persen di antaranya berada di luar Pulau Jawa. Dampaknya telah dirasakan oleh lebih dari 186 ribu penerima manfaat dengan penciptaan nilai ekonomi mencapai Rp3,7 miliar per tahun,” jelas Fadjar.
Pertamina berharap melalui program ini masyarakat desa tidak hanya menikmati energi berkelanjutan, tetapi juga mendapatkan peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan. DEB sejalan dengan Asta Cita Presiden RI, prinsip Environmental, Social and Governance (ESG), serta target Net Zero Emission 2060.
Dengan upaya ini, Desa Muara Karawang menjadi contoh nyata bagaimana energi terbarukan dapat memperkuat ekonomi lokal sekaligus melestarikan lingkungan, membuktikan bahwa transisi energi juga dapat berjalan berdampingan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.(*)