Kenapa Buku Menu di Restoran China Tak Cantumkan Harga?

Jakarta -

Saat santap di restoran China autentik, ada pemandangan unik yang kerap ditemukan. Biasanya pada buku menu tidak tercantum informasi harga menu. Kenapa ya?

Hidangan khas China atau Chinese food jadi kegemaran di Tanah Air karena cita rasanya sesuai dengan mayoritas selera orang Indonesia. Rasa gurih dan pedas kerap jadi elemen utama Chinese food yang bikin seseorang ketagihan.

Tak heran kalau tempat makan Chinese food, seperti restoran 'jadul' autentik, kerap jadi buruan. Biasanya suasana di tempat makan ini sederhana seperti di rumah, tapi peminatnya tak surut.

Menyoal menunya, pilihan Chinese food umumnya amat beragam. Namun ketika kamu membaca buku menu yang disediakan, besar kemungkinan tak ada informasi harga di sana.

Hanya ada nama atau gambar menu yang tersedia. Tak ada nominal harga yang dicantumkan hingga membuat pengunjung kerap meragukan mahal atau tidaknya hidangan di sana, terutama jika pengunjung baru.

Lalu ketika harga menu ditanyakan ke kasir, bukan tidak mungkin pengunjung akan dijawab cemberut atau dimarahi. Sebab persoalan harga ini seolah sensitif bagi pihak restoran.

Ternyata ada alasan di balik buku menu di restoran China kerap tak mencantumkan harga. Chef Edwin Lau melalui akun Instagram @chefedwinlau (11/9/2024) mengungkap alasannya.

"Sebenarnya asal-usul mengapa fenomena unik ini bisa terjadi adalah karena budaya kuliner China zaman dahulu kala," kata chef Edwin mengawali penjelasan.

Jadi dulu, seorang kepala juru masak tempat makan Chinese food dianggap sebagai "sifu". Ini merupakan gelar terhormat karena setara dengan penyebutan untuk seorang guru atau dokter.

Keahlian juru masak itu tidak perlu diragukan lagi, sampai-sampai untuk masalah harga juga diserahkan pada sang juru masak. "Bahkan tidak jarang pemorsian masakan juga kerap disesuaikan dengan jumlah orang yang makan di satu meja sehingga harganya juga akan disesuaikan oleh sang pemilik," kata chef Edwin.

Zaman dulu, juru masak Chinese food akan masak bahan apa saja yang tersedia di situ. Kadang merupakan bahan musiman, dan kadang bahan tertentu yang tiba-tiba tersedia.

"Makanya zaman dulu jarang ada buku menu. Sebuah kedai makan pun terkenal dengan spesialisasinya masing-masing," tutur chef Edwin.

Selain itu, juru masak Chinese food juga terkenal bakal memanfaatkan bahan baku semaksimal mungkin sampai tidak ada yang tersisa. Ini membuat terkadang ada bahan yang dicampur ke menu reguler sehingga harganya bisa naik.

Sebaliknya, ketika ada kondisi tertentu seperti musim salju, beberapa bahan makanan mungkin tidak tersedia. Jadi juru masak akan mengubah menu secara dadakan untuk menyesuaikan dengan keadaan.

Chef yang terkenal dengan pola makan sehat ini melanjutkan, "Lambat tapi pasti, fenomena ini merasuk sampai lini Chinese food fine dining."

Karenanya tak heran jika di buku menu restoran China, tak ada harga di sana. Kalau pun ada informasi tambahan, hanya berupa menu musiman.

Jadi, untuk menghindari kekhawatiran saat bersantap di restoran China yang buku menunya tak ada informasi harga, diperlukan trik. Kamu perlu pintar membawa diri dan menyesuaikan situasi kondisi untuk bertanya harga menu.

"Paling tidak tanyakan ke pelayan, terutama pada menu-menu yang menyentuh golongan live fish dan seafood," tutup chef Edwin. Semua ini agar kamu tidak kaget ketika menerima tagihan makan.

(adr/odi)