Kimmich Bandingkan Arsenal dan PSG: Siapa Lawan Tersulit Bayern di Liga Champions Musim Ini?

Liputan6.com, Jakarta Arsenal menjadi pusat perhatian setelah meraih kemenangan 3-1 atas Bayern Munchen di Emirates Stadium, tetapi Joshua Kimmich justru memberikan penilaian berbeda yang mencuri perhatian publik sepak bola Eropa. Gelandang Bayern tersebut menegaskan bahwa Arsenal bukanlah lawan terberat yang timnya hadapi musim ini di Liga Champions.

Kimmich menyampaikan pendapatnya seusai laga, ketika Bayern menelan kekalahan pertama mereka musim ini setelah rangkaian performa impresif di semua kompetisi. Komentar itu memantik diskusi baru mengenai karakter permainan Arsenal yang dianggap berbeda dari tim-tim elite lain.

Meski The Gunners sedang tampil sempurna dengan lima kemenangan dari lima pertandingan, Kimmich tetap menilai Paris Saint-Germain (PSG) memberikan tantangan lebih besar dibanding Arsenal. Pernyataan tersebut menambah warna dari duel dua raksasa Eropa yang berlangsung sengit.

Ketika ditanya apakah Arsenal adalah lawan paling sulit yang Bayern hadapi musim ini, Kimmich menjawab tegas dalam wawancara dengan TNT Sports Brasil. Ia berkata, “Tidak, saya tidak berpikir begitu. Saya rasa PSG adalah yang paling sulit, terutama cara mereka bermain sepak bola.”

Ia kemudian menjelaskan perbedaan gaya permainan yang sangat kontras. “Arsenal benar-benar berbeda. Mereka bergantung pada set-piece. Mereka suka memainkan bola-bola panjang, mereka suka berduel untuk bola kedua, ini adalah pertandingan yang berbeda sama sekali,” ujarnya.

Kimmich juga menegaskan bahwa duel melawan Arsenal lebih menguji fisik dibanding kualitas permainan. “Melawan PSG, itu lebih seperti permainan sepak bola. Hari ini tidak terlalu soal sepak bola, tetapi soal manajemen permainan dan duel.”

Bayern sebelumnya mencatat kemenangan penting 2-1 atas PSG di Paris, hasil yang menurut Kimmich menjadi indikator tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

Sementara itu, Arsenal tampil tajam dan efektif. Gol Jurrien Timber, Noni Madueke, dan Gabriel Martinelli menjadi penentu. Kemenangan tersebut sekaligus mengakhiri catatan tak terkalahkan Bayern musim ini.

Dalam wawancara lain dengan media Jerman, Kimmich menilai kekalahan tersebut sepenuhnya layak. Ia berkata, “Itu benar-benar kekalahan yang pantas. Saya pikir kami tidak bermain baik dengan bola. Kami tidak cukup berani, kami tidak cukup aktif, kami tidak memberi diri kami cukup opsi.”

Ia menyoroti aspek fisik sebagai titik lemah Bayern di laga ini. “Kami tidak cukup kuat secara fisik saat menghadapi bola, meskipun sudah jelas bagaimana pertandingan ini akan berjalan,” ujarnya.

Kimmich juga membandingkan karakter permainan Arsenal dan Chelsea, lawan yang sebelumnya Bayern taklukkan 3-1. “Jelas ini bukan pertandingan seperti melawan Chelsea, yang lebih soal bermain sepak bola. Kami tahu ini akan lebih soal bertarung untuk setiap bola, banyak bola panjang.”

Tentang kekuatan utama Arsenal, ia menambahkan, “Arsenal memainkan setiap bola dengan tajam, entah itu goal kick, tendangan bebas, atau tendangan sudut. Mereka suka set-piece dan mengandalkannya. Kami memberikan terlalu banyak set-piece dan pada akhirnya sulit mempertahankan semuanya.”

Setelah kekalahan ini, Bayern harus melakukan evaluasi mendalam. Arsenal, di sisi lain, semakin menunjukkan bahwa pendekatan mereka—yang sangat mengutamakan intensitas, bola mati, dan efisiensi—mampu menjungkalkan salah satu tim paling konsisten di Eropa.

Sumber: Metro