Liverpool Terburuk dalam 72 Tahun: Membandingkan Musim 2025/26 dengan Krisis 1953/54

10 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Liverpool tengah mengalami periode paling kelam dalam lebih dari tujuh dekade. Kekalahan mereka di Liga Champions dari PSV Eindhoven menandai titik terendah dari performa inkonsisten yang telah berlangsung sejak akhir September. Situasi ini memunculkan perbandingan dengan musim 1953/54, momen paling suram dalam sejarah klub.

Rentetan hasil negatif yang terjadi belakangan ini membuat Liverpool terpuruk jauh dari ekspektasi, terutama setelah membuka musim dengan performa impresif. Arne Slot memulai perjalanan sebagai juara bertahan Premier League dengan lima kemenangan beruntun, tetapi laju itu justru berubah drastis dalam kurun waktu singkat. Kini, Liverpool menghadapi penurunan performa yang belum tampak tanda-tanda pemulihannya.

Keterpurukan ini bukan hanya terlihat dari hasil-hasil mengecewakan, tetapi juga dari posisi mereka di klasemen serta tren kekalahan yang memecahkan rekor buruk. Bagi klub sebesar Liverpool, rangkaian kegagalan ini menimbulkan kekhawatiran yang pantas dibandingkan dengan krisis besar yang pernah dialami pada era 1950-an.

Kemerosotan Liverpool Musim Ini: Dari Juara Bertahan ke Papan Tengah

Liverpool memulai musim dengan optimisme besar setelah lima kemenangan beruntun di Premier League dan total tujuh kemenangan termasuk setelah Community Shield. Akan tetapi, momentum tersebut seketika menghilang saat kekalahan 1-2 dari Crystal Palace pada 27 September memicu rangkaian hasil negatif yang tampaknya sulit dihentikan.

Sejak kekalahan itu, Liverpool hanya mampu meraih tiga kemenangan dalam 12 pertandingan. Mereka menderita sembilan kekalahan, termasuk enam dari tujuh laga Premier League. Kondisi tersebut membuat mereka melorot dari posisi puncak hingga ke peringkat 12 klasemen. Mereka juga menjadi tim juara bertahan pertama sejak Leicester pada musim 2016/17 yang mengalami enam kekalahan dalam 12 laga awal liga.

Di kompetisi Eropa, performa mereka sempat membaik lewat kemenangan atas Eintracht Frankfurt dan Real Madrid. Namun, kekalahan 1-4 dari PSV Eindhoven kembali mengikis harapan. Liverpool kini telah kalah dua dari lima pertandingan fase liga Liga Champions. Yang lebih mengkhawatirkan, kekalahan dari PSV menandai kekalahan ketiga secara beruntun dengan selisih tiga gol atau lebih — setelah dihajar 0-3 oleh Manchester City dan Nottingham Forest di liga.

Tren sembilan kekalahan dalam 12 pertandingan adalah yang terburuk sejak musim 1953/54, sebuah catatan historis yang sebelumnya hanya menjadi bagian dari buku sejarah klub.

Membandingkan dengan Krisis Liverpool 1953/54: Luka Lama yang Terulang

Untuk memahami skala keterpurukan saat ini, perlu melihat kembali musim 1953/54 — musim terakhir Liverpool terdegradasi dari divisi teratas sepak bola Inggris. Pada periode itu, mereka kalah 1-5 dari Portsmouth dan Manchester United pada Desember 1953, lalu dihantam West Brom 2-5 pada Hari Natal sebelum akhirnya menghentikan kekalahan beruntun lewat hasil imbang tanpa gol sehari kemudian.

Saat itu, Liverpool menelan sembilan kekalahan dalam 11 pertandingan, hanya diselingi kemenangan 5-2 atas Blackpool serta hasil imbang melawan West Brom. Setelah kemenangan atas Blackpool, tim asuhan Don Welsh justru terjerumus lebih dalam dengan menjalani 15 laga tanpa kemenangan sejak Desember hingga akhir Maret. Musim ditutup dengan posisi juru kunci dan mereka pun terdegradasi. Don Welsh bertahan hingga Mei 1956 sebelum akhirnya diberhentikan.

Jika dibandingkan, situasi Liverpool saat ini memang buruk, tetapi masih belum seburuk musim 1953/54. Perbedaannya, pada awal 1950-an Liverpool memang sudah berada dalam tren menurun setelah hanya finis di peringkat 17 musim sebelumnya. Musim ini, kejatuhan mereka terasa lebih mengejutkan mengingat status mereka sebagai juara bertahan.

Sumber: RTE

Klasemen Premier League/Liga Inggris

Read Entire Article