Liputan6.com, Jakarta - Industri bioteknologi Indonesia kembali mendapat angin segar. Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) resmi menjalin kerja sama strategis dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kerja sama ini melibatkan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Fakultas Farmasi, Sekolah Pascasarjana, serta Pusat Studi Bioteknologi.
Fokus utama kolaborasi ada pada tiga bidang, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tujuannya untuk memperkuat kualitas pembelajaran, mendorong lahirnya inovasi yang relevan, sekaligus memastikan hasil riset bisa memberi manfaat nyata bagi publik. Salah satunya melalui pengembangan vaksin dan obat demi mewujudkan kemandirian kesehatan bangsa.
Penandatanganan nota kesepahaman berlangsung di kampus UGM, Yogyakarta, pada Jumat, 15 Agustus 2025. Kesepakatan ini ditandatangani langsung oleh CEO Etana, Nathan Tirtana, dan Rektor UGM, Prof. Ova Emilia.
"Kami melihat kerja sama ini sebagai kesempatan untuk mempercepat hilirisasi riset. Dengan begitu, ide dan penemuan dari kampus UGM dapat lebih cepat diimplementasikan di industri. Harapannya, langkah ini memberi dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat," ujar Nathan Tirtana dikutip pada Senin, 18 Agustus 2025.
Pentingnya Kerja Sama yang Mengedepankan Riset
Nathan menegaskan bahwa kemajuan industri bioteknologi hanya bisa dicapai melalui sinergi antara akademisi dan industri. Universitas, kata dia, memiliki kekuatan besar dalam menghasilkan riset dan melahirkan talenta unggul, sementara industri berperan penting dalam mengubah inovasi menjadi solusi nyata bagi masyarakat.
"Harapan kami, kerja sama ini dapat memperkuat peran Etana dalam mendukung universitas mencetak SDM yang berkualitas, memiliki daya saing global, dan siap berkarya di industri bioteknologi," ujar Nathan.
Senada dengan itu, Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menilai kolaborasi ini sangat penting untuk memperkuat kemandirian bangsa, khususnya di bidang kesehatan. "Harapannya, ini menjadi kerja sama jangka panjang. Kita selalu menekankan pentingnya kemandirian, termasuk dalam layanan kesehatan seperti vaksin dan obat-obatan," ujar Ova.
Demi Kemandirian Vaksin dan Obat Nasional
Melalui sinergi ini, Etana menegaskan komitmennya menjadi mitra strategis dalam pengembangan talenta dan inovasi bioteknologi. Sementara UGM memastikan kontribusi akademik yang kuat, baik melalui riset maupun pendidikan.
Kolaborasi ini diharapkan mampu mempercepat terwujudnya ekosistem bioteknologi yang kokoh di Indonesia, sekaligus mendukung visi besar kemandirian vaksin dan obat nasional.
Langkah nyata akademisi dan industri ini menjadi bukti bahwa Indonesia siap membangun masa depan kesehatan yang lebih mandiri dan berdaulat.