Liputan6.com, Surabaya - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Dr (HC) Drs. A. Muhaimin Iskandar M menegaskan bahwa perguruan tinggi memegang peran penting dalam memperkuat ekosistem jaminan sosial nasional.
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini mencontohkan, banyak negara telah memanfaatkan kekuatan ilmu pengetahuan untuk menopang sistem jaminan sosial mereka.
Menurutnya, perguruan tinggi di Indonesia juga harus menjadi motor inovasi dalam membangun ekosistem jaminan sosial yang adaptif terhadap tantangan zaman.
"Menyiapkan ilmu, menyiapkan SDM, dan tentu saja inovasi teknologi diharapkan lahir dari perguruan tinggi melalui riset yang berkelanjutan. Dengan begitu, kita bisa mengembangkan sistem jaminan sosial yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat," kata Cak Imin saat memberikan sambutan dalam acara Grand Launching Penguatan Ekosistem Jaminan Sosial Melalui Pendidikan di Universitas Airlangga, Surabaya pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Cak Imin menegaskan bahwa penguatan jaminan sosial melalui pendidikan adalah wujud nyata kehadiran negara dalam melindungi rakyatnya.
Program Jaminan Sosial Berbasis Pendidikan
Lebih lanjut, Cak Imin, mengatakan,"Pengesahan Undang-Undang SJSN menjadi landasan awal. Kini kita menyaksikan peluncuran ekosistem jaminan sosial sebagai implementasi nyata kehadiran negara."
Dia mengingatkan bahwa Indonesia sudah memiliki jaminan sosial selama lebih dari dua dekade. Program ini meliputi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kematian.
Program jaminan sosial berbasis pendidikan, kata Cak Imin, bertujuan memastikan generasi muda memahami, peduli, dan siap berperan aktif dalam keberlanjutan ekosistem ini.
BPJS sebagai Contoh Keberhasilan
Dalam pidatonya, Cak Imin mengapresiasi keberhasilan BPJS dalam menjalankan fungsi jaminan sosial.
"Kita bersyukur sistem jaminan sosial nasional semakin baik. Kepesertaan BPJS Kesehatan sudah mencapai 280 juta orang. Sebuah pencapaian luar biasa," katanya.
Dia juga menyoroti kekuatan BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki cadangan keuangan besar dan dukungan kuat dari dunia industri.
Meski begitu, Cak Imin mengingatkan bahwa tantangan masih ada, terutama dalam memperluas jangkauan ke sektor informal.
"BPJS Kesehatan adalah asuransi sosial yang sangat besar. Keberhasilannya membutuhkan gotong royong semua pihak," tambahnya.
Apreasiasi untuk Universitas Airlangga
Menurut Cak Imin, upaya perluasan jangkauan sudah mulai dilakukan, termasuk di desa, daerah terpencil, hingga kantong pekerja informal, dengan bantuan iuran dari pemerintah maupun pihak swasta.
Cak Imin juga memberikan apresiasi kepada Universitas Airlangga yang mendaftarkan seluruh mahasiswa barunya sebagai peserta BPJS Kesehatan.
"Mahasiswa baru langsung menjadi peserta BPJS Kesehatan. Ini contoh baik yang seharusnya diikuti perguruan tinggi lain," ujarnya.
Rektor Universitas Airlangga, Muhammad Madyan, menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya, universitas memiliki peran penting dalam mencetak generasi yang peka terhadap isu sosial di masyarakat.
"Kami ingin melahirkan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tapi juga memiliki kepekaan sosial dan keterampilan praktis untuk berkontribusi nyata," kata Madyan.
Dia, menambahkan, Unair sudah mulai menerapkan program pendukung jaminan sosial, salah satunya lewat mata kuliah Komunikasi Kesehatan dan Layanan Dasar Kesehatan, agar mahasiswa memiliki bekal untuk berperan aktif di tengah masyarakat.