Menciptakan rumah kecil yang sehat di lahan terbatas memerlukan perencanaan desain yang cermat untuk memaksimalkan setiap inci ruang dan memastikan kualitas lingkungan dalam ruangan yang optimal. Mengutip Habitual House, sebuah situs desain rumah asal Toronto, Amerika Serikat , terdapat sejumlah fokus utama untuk rumah agar masuk dalam kategori sehat, yaitu:
1. Sirkulasi Udara dan Ventilasi
Rumah kecil cenderung memiliki volume udara yang terbatas, sehingga kualitas udara dalam ruangan (IAQ) menjadi sangat penting. Kualitas udara dalam ruangan lebih menjadi masalah bagi rumah mungil dibandingkan rumah yang lebih besar. Karena rumah mungil dibangun sangat rapat, volume udara yang kecil di dalamnya dapat dengan cepat menjadi berbahaya bagi kesehatan Anda.
Ventilasi yang baik sangat krusial untuk mencegah penumpukan polutan, bau, dan kelembapan. Salah satu cara terbaik untuk memastikan udara dalam ruangan yang sehat adalah ventilasi yang lebih baik. Desain rumah harus memungkinkan aliran udara silang (cross-ventilation) dengan menempatkan jendela pada sisi berlawanan atau di lokasi yang memungkinkan udara masuk dan keluar secara efektif.
Buka jendela kapan pun cuaca memungkinkan untuk memungkinkan udara segar menggantikan udara dalam ruangan yang pengap. Jendela yang besar tidak hanya membantu ventilasi tetapi juga membuat rumah terasa lebih luas.
Penggunaan void atau plafon ganda dapat membantu sirkulasi udara vertikal, memungkinkan udara panas naik dan keluar, serta udara segar masuk. Pemasangan plafon ganda atau void memungkinkan cahaya matahari dan udara segar masuk dengan mudah.
Plafon tinggi juga membantu ruangan terasa lebih segar, terutama saat cuaca panas. Menurut pengalaman saya, plafon tinggi sangat membantu dalam sirkulasi udara. Ruangan terasa lebih segar, terutama saat cuaca panas, jadi ide ini sangat bermanfaat untuk diimplementasikan.
Selain ventilasi alami, ventilasi mekanis juga penting. Pasang kipas exhaust di area yang rentan kelembapan tinggi seperti kamar mandi dan dapur untuk mengeluarkan udara lembap dan bau. Pasang kipas di kamar mandi dan dapur Anda untuk mengeluarkan udara lembap selama mandi dan sesi memasak.
Sistem Energy Recovery Ventilator (ERV) atau Heat Recovery Ventilator (HRV) dapat mengeluarkan udara kotor dan memasukkan udara segar sambil memulihkan sebagian panas atau dingin, sangat efisien untuk rumah yang rapat. Jenis ventilator ini menghilangkan udara basi dan menggantinya dengan udara segar.
2. Pemanfaatan Pencahayaan Alami
Cahaya alami tidak hanya mengurangi kebutuhan listrik tetapi juga memiliki manfaat kesehatan. Sinar matahari tidak hanya memberikan penerangan alami, tetapi juga membantu mengurangi kelembapan, yang dapat menyebabkan jamur dan masalah kesehatan lainnya.
Maksimalkan ukuran jendela dan pastikan tidak ada penghalang yang menghalangi masuknya sinar matahari. Pastikan bahwa jendela-jendela di dalam rumah cukup besar dan terbuka, sehingga sinar matahari dapat masuk dengan bebas ke dalam rumah.
Untuk rumah di lahan sempit yang mungkin terhimpit bangunan lain, skylight (bukaan di atap) adalah solusi efektif untuk membawa cahaya alami ke bagian tengah rumah. Menghadirkan skylight atau bukaan pada atap rumah mungil akan membuat ruang mungil terasa lebih terang dan lapang.
Penggunaan cat dinding dan plafon berwarna terang (putih, pastel) yang dapat memantulkan cahaya juga sangat membantu. Pemilihan warna cat dinding dan plafon yang cerah, seperti putih, adalah salah satu cara terbaik untuk memantulkan cahaya alami ke dalam rumah. Cermin dan ubin reflektif juga dapat membantu menyebarkan cahaya.
3. Pengendalian Kelembapan
Kelembapan berlebih dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan lumut, yang berbahaya bagi kesehatan pernapasan. Jamur dan lumut adalah musuh umum kualitas udara dalam ruangan dan biasanya tumbuh karena isolasi yang buruk.
Insulasi yang baik membantu menjaga suhu stabil dan mencegah kondensasi. Insulasi yang efektif memainkan peran penting dalam menjaga tingkat suhu optimal di dalam rumah mungil Anda.
Gunakan material yang tahan kelembapan di area basah seperti kamar mandi dan dapur. Pastikan untuk menggunakan bahan tahan kelembapan seperti lantai vinil, insulasi fiberglass, dan cat tahan air saat membangun atau merenovasi rumah mungil Anda.
Pastikan lokasi rumah memiliki drainase yang baik untuk mencegah genangan air di sekitar fondasi. Penempatan dan drainase yang tepat memainkan peran penting lainnya dalam mencegah kerusakan kelembapan pada rumah mungil Anda.
Idealnya, tingkat kelembapan di rumah kecil harus antara 40-60%. Tingkat kelembapan ideal untuk rumah mungil adalah antara 40-60%. Kisaran ini mencegah pertumbuhan jamur sambil menjaga kenyamanan dan melindungi struktur kayu serta barang-barang.
4. Pemilihan Material Bangunan Non-Toksik
Julia Day, Asisten Profesor Desain Interior di Kansas State University, dalam penelitiannya bersama Brandon Irwin menekankan bahwa pemilihan material bangunan sangat krusial.
"Elemen dan strategi desain seperti panel surya atau perlengkapan hemat air adalah bagian dari gambaran keberlanjutan dan kesehatan lingkungan yang lebih besar, tetapi saat merancang dan membangun rumah mungil atau rumah apa pun sangat bermanfaat untuk memilih bahan bangunan tanpa bahan kimia berbahaya secara cermat untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan kesehatan," jelasnya dikutip dari K-State.
Material bangunan tertentu dapat melepaskan senyawa organik volatil (VOC) dan bahan kimia berbahaya lainnya yang memengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Bahan bangunan tertentu dan produk lain dapat menghasilkan VOC atau senyawa organik volatil.
Prioritaskan material alami seperti kayu yang bersumber secara berkelanjutan, bambu, tanah liat, batu, dan plester alami. Bahan bangunan alami seperti ini tidak hanya kokoh dan andal, tetapi juga tidak akan mencemari udara dalam ruangan rumah Anda. Bambu adalah salah satu material yang paling ramah lingkungan karena kemampuannya untuk tumbuh cepat dan regenerasi secara alami.
Hindari cat, perekat, dan sealant dengan kadar VOC tinggi; gunakan yang rendah atau nol VOC. Plester tanah liat menggunakan bahan alami yang bebas dari bahan kimia beracun dan berkelanjutan. Plester tanah liat adalah salah satu bahan bangunan non-toksik terbaik.
Pilih insulasi seperti wol domba atau selulosa yang tidak melepaskan serat atau bahan kimia berbahaya. Insulasi wol adalah salah satu bahan berkelanjutan terbaik untuk bangunan. Insulasi wol terbuat dari wol daur ulang, menjadikannya produk yang ramah lingkungan.
5. Desain Ruang Terbuka dan Multifungsi
Konsep ruang terbuka tanpa banyak sekat dapat menciptakan kesan luas dan meningkatkan sirkulasi udara. Konsep ruang terbuka adalah salah satu solusi memberikan kesan pada rumah untuk terlihat lebih luas. Hindari penyekatan ruang yang dapat memberikan kesan semakin sempit pada rumah Anda. Furnitur multifungsi membantu menghemat ruang dan menjaga kerapian. Manfaatkan setiap inci ruangan dengan menggunakan perabot multifungsi dan compact. Sebagai contoh, meja lipat, tempat tidur dengan rak penyimpanan, sofa yang dapat difungsikan sebagai tempat tidur tambahan, dan sebagainya.