PEMILIHAN Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) periode 2025–2028 resmi dimulai. Di tengah proses pemilihan dengan e-vote yang sedang berlangsung mencuat isu dugaan penyalahgunaan data sekitar 6.000 Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) oleh salah satu kandidat untuk mendaftarkan pemilih ke aplikasi UI Connect tanpa sepengetahuan pemilik data.
Pemilihan diikuti tujuh kandidat. Mekanisme pemungutan suara menggunakan prinsip one man one vote melalui aplikasi UI Connect. Alumni yang memenuhi syarat harus melewati validasi dengan memasukkan NPM, nomor telepon, dan alamat e-mail terdaftar sebelum memberikan suara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah alumni menilai dugaan penyalahgunaan data ini dapat mengganggu integritas pemilihan. “Kalau isu ini benar, tentu sangat berbahaya bagi integritas pemilihan. Tetapi jika tidak benar, juga perlu segera diluruskan agar tidak menimbulkan fitnah,” ujar Soleh Saptaguna, alumnus program studi Ilmu Fisika UI yang kini bekerja di perusahaan elektronik di Singapura, Jumat, 8 Agustus 2025.
Isu tersebut kian memanas setelah beredar kabar kandidat yang sama mendapat dukungan dari ketua umum partai politik besar pendukung utama pemerintahan Prabowo–Gibran. Sejumlah alumni khawatir keterlibatan partai politik akan menggeser semangat pemilihan dari kepentingan alumni menjadi agenda politik praktis. “ILUNI UI seharusnya menjadi rumah bersama bagi seluruh alumni, bukan arena perebutan pengaruh partai. Kalau benar ada intervensi politik, ini jelas mencederai independensi organisasi,” kata Roby Marbun, alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI.
Pengamat demokrasi kampus, John Dear, menyebut fenomena ini sebagai indikasi semakin intensnya partai politik mencari basis dukungan di organisasi alumni universitas ternama. “Organisasi alumni besar seperti ILUNI UI menjadi incaran karena pengaruh sosial dan politiknya yang luas. Jika tidak diantisipasi, pemilihan bisa berubah menjadi perpanjangan tangan kepentingan politik tertentu,” ujar dia.
Menanggapi isu yang beredar, perwakilan panitia pemilihan, Yunadi Ramlan, menegaskan sistem validasi UI Connect dirancang untuk mencegah penyalahgunaan data. “Sampai sekarang pendaftaran UI Connect masih berjenjang dan memerlukan verifikasi serta validasi dari ILUNI fakultas,” kata Yunani. Ia juga menyatakan belum menerima laporan resmi mengenai dugaan pelanggaran tersebut, namun panitia berkomitmen menindaklanjuti setiap aduan sesuai ketentuan yang berlaku.
Dia menjelaskan proses penjaringan data pribadi alumni mengikuti proses e-vote melalui aplikasi UI Connect. Yunadi mengatakan sejak awal pendaftaran, data KTP pendukung kandidat hanya digunakan untuk verifikasi dan langsung dimusnahkan setelah proses selesai. “Sejak awal pendaftaran, perlu data KTP, berupa foto atau fotokopi KTP. Kami tidak menyimpan data tersebut. Atas kesepakatan bersama, setelah verifikasi pendaftaran, semua data KTP pendukung dihancurkan dan disaksikan oleh tim sukses calon ketua umum,” kata Yunani, Jumat, 8 Agustus 2025.
Yunadi menjelaskan, pada tahap pendaftaran pemilih melalui UI Connect, data yang dikembalikan kepada ILUNI Fakultas dilengkapi dengan penandatanganan Non-Disclosure Agreement (NDA) untuk menjamin kerahasiaannya. “Pendaftaran berjenjang itu melalui registrasi, kemudian verifikasi dan validasi dari helpdesk ILUNI Fakultas untuk memastikan yang mendaftar benar-benar alumni UI,” ujar dia.
Selain itu, sistem mengirimkan kode one time password (OTP) kepada pendaftar untuk memastikan keaslian identitas. “OTP memastikan bahwa yang bersangkutan memang orang yang bersangkutan,” kata Yunadi.