Menopause Bukan Berarti Bebas dari Risiko Kanker Serviks

Liputan6.com, Jakarta Kanker serviks masih bisa terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Obstetri dan Glinekologi, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K), MPH, FRANZCOG(Hons) mengatakan risiko seseorang terkena kanker serviks tetap ada saat orang tersebut aktif secara seksual. 

“Sepanjang dia masih aktif secara seksual, masih sangat mungkin terjadi transmisi virus HPV yang bisa menyebabkan kanker serviks,” kata pria yang karib disapa Iko ini di Jakarta pada Rabu, 26 November 2025.

Iko menerangkan sebagian besar kasus kanker serviks terjadi karena infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah kelompok virus yang umumnya menginfeksi mukosa maupun kulit. Virus ini bisa menular dari hubungan seksual, salah satunya kontak kulit.

Diperkirakan ada lebih dari 20 ribu perempuan meninggal tiap tahunnya karena kanker serviks. 

"Angka ini setara dengan 1 perempuan meninggal setiap 25 menit," tutur Iko. 

Iko mengungkapkan bahwa kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang bisa dicegah yakni lewat vaksinasi HPV.

Indonesia pun telah menjalalankan program vaksinasi HPV yang menyesara anak perempuan berusia 9-14 tahun. Vaksin ini aman dan menjadi langkah penting yang perlu terus digencarkan untuk melindungi perempuan sejak usia muda.

Selain vaksinasi, penting juga dilakukan skrining rutin pada wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seksual. Secara berkala wanita melakukan skrining rutin seperti IVA, pap smear, tes HPV DNA.

"Namun keduanya masih belum banyak dilakukan sehingga lebih dari 70 persen kasus baru ditemukan pada stadium lanjut," lanjut Iko. 

Ia juga mengingatkan agar masyarakat menjalani gaya hidup sehat yang berperan besar dalam pencegahan. Caranya dengan menghindari seks bebas dan menjaga pola hidup yang baik menjadi hal penting untuk menekan angka kanker serviks.

POGI mengajak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengajak semua stakeholder untuk  berkontribusi menyelamatkan perempuan Indonesia.

“Kita bisa menyelamatkan perempuan Indonesia, yang berarti menyelamatkan bangsa Indonesia,” ujar Iko.