Pernikahan Dini Jadi Faktor Pendorong Komplikasi dan Kematian saat Kehamilan

19 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan di bawah umur 18 tahun di Indonesia masih berada di angka 10,03 persen. Fenomena pernikahan dini ini berkaitan dengan tingginya kehamilan remaja, anemia pada remaja putri, serta rendahnya literasi kesehatan reproduksi

Kondisi tersebut memperkuat siklus risiko mulai dari ibu hamil yang rentan mengalami sakit, bayi lahir tidak sehat, hingga kemiskinan yang berulang antar generasi.

Staf Khusus KemenPPPA, Dra. Siti Nia Nurhasanah Sjarifudin, mengatakan bahwa Indonesia sudah memiliki kemajuan dalam mengantisipasi pernikahan dini melalui regulasi yang terbit di era Presiden ke-7, Joko Widodo.

"Itu sebuah kemajuan yang pasti harus ditindaklanjuti dengan membangun kesadaran melalui sosialisasi dan bagaimana transformasi pengetahuan," ujarnya dalam press conference 'Kolaborasi SPRIN – POGI dan Mitra Lintas Sektor melalui Penandatanganan MoU demi Masa Depan Kesehatan Perempuan' di Jakarta pada Rabu, 26 November 2025.

Sjarifudin menambahkan bahwa semakin banyak kepala desa dan tokoh agama berperan aktif mencegah pernikahan dini. "Sudah banyak sekali kepala desa juga menolak memberikan rekomendasi untuk pernikahan-pernikahan di bawah umur," katanya. 

Meski begitu, dia mengakui praktik pernikahan dini masih sering terjadi di berbagai daerah.

Remaja Belum Siap Menghadapi Kehamilan

Ketua Umum Perhimpunan Obstetrik dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K), MPH, FRANZCOG (Hons), menilai bahwa remaja belum siap menjalani peran sebagai ibu. Dia bahkan mengatakan bahwa banyak dari mereka yang belum memahami cara merawat diri dan anak. 

"Bagaimana merawat anak, menjaga kesehatan dirinya, dia tidak tahu. Masih ingin bermain. Bagaimana dia membesarkan anak," katanya.

Budi juga menekankan bahwa kondisi remaja membuat kehamilan semakin berat dari berbagai sisi. "Tentu secara fisik dia tidak siap. Secara psikologis apalagi. Apalagi sosial, culture, behavior di sekitarnya. Dari secara sosial, psikologis. Berat. Secara biologis," tambahnya.

Menurut Budi, pada usia di bawah 16, ketidaksiapan biologis terlihat sangat jelas. "Organ-organ reproduksi perempuan, apalagi di bawah 16 tahun, masih belum terlalu siap untuk menerima kehamilan. Janin yang berat yang bisa sampai 3 kg, penanaman plasenta pada saat-saat awal mungkin tidak terlalu baik, sehingga risiko untuk darah tinggi terlalu tinggi, yang penumbuhan bayinya tidak baik," tambahnya.

Kontribusi Kehamilan Dini terhadap Angka Kematian Ibu

Budi menjelaskan bahwa kehamilan remaja merupakan salah satu penyebab meningkatnya kesakitan pada ibu hamil.

"Kehamilan remaja itu salah satu faktor yang meningkatkan kesakitan, komplikasi, ibunya darah tinggi, kejang, kemudian nanti bisa meninggal setelah melahirkan," katanya.

Dia menegaskan bahwa perkawinan di usia remaja adalah salah satu penyebab risiko tinggi bagi ibu hamil. 

"Kehamilan remaja itu masih sekitar 10 persen angkanya dan komplikasinya cukup tinggi, antara lain penyebab darah tinggi dalam kehamilan, penyebab pertumbuhan bayi yang terhambat, stunting, itu salah satu kehamilan remaja, termasuk pendarahannya," pungkasnya.

Kolaborasi untuk Memperkuat Perlindungan Kesehatan Perempuan

POGI bersama KemenPPPA berkomitmen memperkuat sinergi untuk meningkatkan kesehatan perempuan dan kesehatan reproduksi. Beberapa pertemuan dilakukan sebagai tindak lanjut mandat Menteri PPPA mengenai keselamatan perempuan Indonesia. 

Kolaborasi ini juga menekankan pentingnya kerja sama lintas agama. Pemuka agama akan dibekali edukasi, materi mimbar, dan pengetahuan terkurasi untuk menyampaikan pesan perlindungan dan kesehatan sesuai nilai teologis masing-masing agama.

Inisiatif bersama ini mencakup pembentukan pojok konseling SPRIN (Selamatkan PeRempuan Indonesia), penyusunan konten kolaboratif, serta distribusi informasi ilmiah hingga ke komunitas lokal di seluruh Indonesia. 

Upaya ini diharapkan membantu menekan praktik pernikahan dini dan mengurangi risiko kesehatan yang muncul akibat kehamilan remaja.

Read Entire Article