Liputan6.com, Jakarta - Bagi pasien diabetes, menjaga kadar gula darah tetap stabil bukan hanya soal mengurangi gula pasir dalam makanan atau minuman. Banyak makanan yang terlihat sehat justru bisa memicu lonjakan gula darah tanpa disadari.
Mulai dari roti putih, yogurt berperisa, hingga jus buah kemasan. Semuanya bisa menjadi jebakan manis yang menggagalkan upaya pengendalian diabetes. Meski produk-produk ini sering dilabeli 'rendah lemak', 'multigrain', atau 'alami', bukan berarti aman bagi kadar gula darah.
Faktanya, banyak makanan yang tampak menyehatkan ternyata mengandung karbohidrat olahan, gula tambahan, dan lemak jenuh yang bisa memperburuk resistensi insulin.
Berikut 9 makanan sehari-hari yang sebaiknya dihindari oleh penderita diabetes. Bahkan, ketika orang lain di sekitar masih menikmatinya tanpa khawatir.
1. Roti Putih dan Olahan Tepung Terigu
Roti putih, pizza, dan roti lembut dari tepung terigu olahan mengandung karbohidrat yang cepat dicerna sehingga kadar gula darah meningkat drastis setelah dikonsumsi. Pilihlah roti gandum utuh atau multigrain untuk menjaga kestabilan gula dan membuat tubuh kenyang lebih lama.
2. Yogurt Berperisa
Yogurt rasa buah atau 'fruit on the bottom' sering kali mengandung gula tambahan lebih banyak daripada makanan penutup. Untuk pilihan lebih sehat, gunakan yogurt tawar (plain Greek yogurt) dan tambahkan buah segar atau sedikit kayu manis sebagai pemanis alami.
3. Jus Buah dan Smoothie Manis
Meskipun terlihat menyehatkan, jus buah '100% alami' tetap mengandung kadar gula tinggi karena serat alaminya hilang saat proses pemerasan.
Smoothie dengan susu kental manis, madu, atau pisang berlebihan juga bisa menaikkan gula darah. Lebih baik konsumsi buah utuh yang masih mengandung serat alami.
4. Sereal Sarapan Instan
Banyak sereal 'tinggi serat' di pasaran ternyata dipenuhi gula dan biji-bijian olahan. Cornflakes, granola dengan madu, atau sereal kering dengan buah kering sebaiknya dibatasi. Pilih oatmeal polos, bubur gandum, atau menu tradisional seperti poha dan upma yang lebih berserat.
5. Makanan Gorengan dan Camilan Cepat Saji
Samosa, keripik, atau makanan beku siap saji memang lezat, tetapi kaya karbohidrat, minyak jenuh, dan garam. Kombinasi ini bisa memicu lonjakan gula darah dan memperburuk resistensi insulin.
Sebagai alternatif, cobalah camilan panggang, air fryer, atau kacang panggang tanpa tambahan garam.
6. Makanan dan Biskuit 'Sugar-Free'
Label 'bebas gula' belum tentu aman. Banyak produk semacam ini mengandung pemanis buatan seperti maltitol atau sorbitol yang tetap memengaruhi kadar gula dan dapat menyebabkan kembung.
Pilih pemanis alami seperti kurma, kacang, atau kudapan rendah indeks glikemik buatan sendiri.
7. Produk Susu Full Fat
Susu murni, keju, atau masakan bersaus krim mengandung lemak jenuh tinggi yang dapat memperburuk resistensi insulin. Gunakan susu rendah lemak, paneer ringan, dan batasi sajian berbasis krim hanya sesekali.
8. Nasi Putih
Nasi putih termasuk makanan dengan indeks glikemik tinggi, sehingga cepat menaikkan gula darah, terutama bila dikonsumsi tanpa lauk berserat.
Cobalah mengganti sebagian nasi dengan beras merah, quinoa, atau millet seperti bajra dan jowar yang lebih ramah bagi penderita diabetes.
9. Kue dan Makanan Panggang Manis
Kue, muffin, dan donat memang menggoda, tapi kombinasi gula, tepung putih, dan lemak trans di dalamnya bisa memperparah lonjakan gula darah.
Untuk alternatif, pilih cokelat hitam, kue buatan rumah dari tepung almond, atau camilan berbasis buah segar.
Mengelola diabetes bukan berarti harus menghindari semua makanan lezat. Kuncinya adalah memahami bahan makanan, membaca label gizi, dan memilih porsi yang seimbang. Makanan sehat tidak selalu terlihat 'sehat' dari kemasannya.
Dengan mengganti bahan, mengontrol porsi, dan memilih makanan kaya serat dan protein, penderita diabetes tetap bisa menikmati makanan tanpa khawatir terhadap lonjakan gula darah.