Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membuka opsi Indonesia menjadi tempat uji klinis vaksin kanker Rusia. Terkait ini, pakar global health security Dicky Budiman mengatakan rencana tersebut tidak otomatis bisa langsung berjalan.
Ada sejumlah prasyarat yang harus dipenuhi sebelum memutuskan uji klinis, baik dari sisi keamanan, regulasi, maupun kesiapan infrastruktur.
Salah satunya, Dicky meminta Indonesia untuk mencari kejelasan kualitas vaksin kanker buatan Federal Medical and Biological Agency (FMBA) Rusia bernama EnteroMix itu. Hal itu diketahui dengan menelaah hasil fase uji pra klinik dan uji klinis sebelumnya.
"Pemerintah kita harus meminta data lengkap mulai dari fase praklinik dan klinik dari Rusia sebelum setuju uji coba," kata Dicky dalam pesan suara ditulis Kamis, 11 September 2025.
Dalam menelaah hasil uji fase praklinik dan klinik vaksin kanker Rusia EnteroMix itu, Dicky menilai perlu melibatkan kementerian dan lembaga terkait. Termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Komite Etik serta ahli independen supaya keputusan transparan dan kredibel.
Lalu, Dicky juga mengingatkan bila nanti uji klinis jadi dilakukan di Indonesia, ia meminta pemerintah untuk memperhatikan komunikasi yang baik ke publik.
"Komunikasi risiko yang baik itu harus diberlakukan sejak awal, supaya masyarakat tahu bahwa ini masih tahap riset, bukan vaksin siap edar," kata Dicky.
Bila Uji Klinik Vaksin Kanker Rusia di Indonesia
Secara prinsip uji klinis vaksin kanker di Indonesia bisa relevan, mengingat beban kanker di Tanah Air masih sangat tinggi. “Indonesia punya angka kanker serviks, payudara, hati, hingga paru dengan mortalitas yang signifikan seperti dikatakan Dicky.
Selain itu, faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup masyarakat Indonesia berbeda dengan Rusia. Kondisi ini, lanjut Dicky menjadi alasan kuat untuk melakukan penelitian lokal guna melihat efektivitas dan keamanan vaksin dalam konteks populasi Indonesia.
“Kalau uji coba dilakukan di sini, tentu memberi peluang akses lebih cepat bagi masyarakat bila vaksinnya terbukti efektif,” tambahnya.
Dengan beban kanker yang terus meningkat, pemerintah disebut perlu mempertimbangkan secara cermat setiap langkah, agar inovasi medis yang masuk benar-benar memberi manfaat dan tidak menimbulkan risiko baru bagi masyarakat.
Menkes Budi Kirim Tim Pelajari Vaksin Kanker Buatan Rusia
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menanggapi kabar mengenai vaksin kanker yang dikembangkan ilmuwan Rusia. Budi mengaku sudah berkomunikasi dengan perusahaan pembuat vaksin tersebut.
"Saya sudah dengar dan juga sudah bicara dengan beberapa perusahaan yang membuatnya. Saat ini, obat untuk kanker ini sedang menjalani clinical trial atau uji klinis," kata Budi Gunadi Sadikin kepada wartawan di Jakarta pada Selasa, 9 September 2025.
Meski banyak yang menyebut EnteroMix sebagai vaksin, Budi lebih memilih menyebutnya obat. Hanya saja, metode pengujiannya memang serupa dengan vaksin.
"Metodenya mirip dengan vaksin. Saya juga sudah mengirim tim untuk mempelajari apakah uji klinisnya mungkin dilakukan di Indonesia," tambahnya.
Sebelumnya, ilmuwan Rusia memperkenalkan vaksin kanker bernama EnteroMix yang diklaim memiliki efikasi hingga 100 persen. Hasil uji klinis menunjukkan EnteroMix tidak hanya efektif, tapi juga aman tanpa menimbulkan efek samping serius
Tentang Vaksin Kanker Buatan Rusia EnteroMix
EnteroMix merupakan vaksin berbasis mRNA, teknologi yang juga dipakai dalam vaksin COVID-19. Cara kerjanya adalah melatih sistem imun tubuh agar bisa mengenali sekaligus menghancurkan sel kanker.
"Vaksin ini menargetkan dan menghancurkan sel kanker sambil secara signifikan mengecilkan ukuran tumor besar," tulis laporan News18.
Saat ini, EnteroMix masih menunggu persetujuan akhir dari Kementerian Kesehatan Rusia sebelum bisa dipasarkan secara luas.
Berbeda dengan terapi tradisional seperti kemoterapi atau radiasi, EnteroMix bersifat terpersonalisasi sesuai kondisi tiap pasien. Hasil uji coba juga menunjukkan pasien dapat mentoleransi pengobatan dengan baik.
Sebelumnya, Rusia telah memulai uji klinis vaksin onkolitik EnteroMix dengan melibatkan 48 relawan.
Vaksin ini dikembangkan oleh Pusat Penelitian Medis Radiologis Nasional Kementerian Kesehatan Rusia bersama Institut Biologi Molekuler Engelhardt (EIMB) dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (RAS).
Menurut laporan dari platform intelijen medis MedPath, EnteroMix menggunakan empat virus yang tidak berbahaya untuk menyerang tumor kanker.
Selain itu, vaksin ini juga memperkuat sistem kekebalan pasien agar lebih efektif melawan kanker.